Senin, 18 Januari 2010

Tiga Tipologi Pribadi Pendaki

Kita hidup dengan satu dorongan inti yang manusiawi, yaitu untuk terus mendaki. Artinya, bahwa hidup ini bukan sekedar melayang-layang menembus awan sambil melantunkan mantra dan mengimpikan kesuksesan. Mendaki di sini juga bukan sekadar meniti jenjang karier di kantor, mengejar jadi sarjana, mengejar/berburu calon suami/istri, mengumpulkan harta dunia dan sebagainya. Pendakian yang dimaksud di sini adalah menggerakkan TUJUAN hidup ke depan menuju ke tingkat yang lebih baik - yaitu puncak kesuksesan sejati - sukses dunia dan selamat akhirat.
Tiga jenis pribadi orang pendaki yaitu :

Pertama, tipe Quitters – mereka yang berhenti. Quiters adalah tipe orang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban/tanggung jawab, mundur dan berhenti. Mereka yang menghentikan pendakian. Mereka menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung. Mereka mengabaikan, menutupi atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki, dan dengan demikian juga meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. Quiters biasanya meninggalkan impian-impiannya dan memilih jalan yang mereka anggap lebih datar dan lebih mudah. Tetapi, tanpa disadarinya, ketika ia menoleh ke belakang dan melihat bahwa kehidupan yang telah dijalaninya ternyata tidak menyenangkan. Kata yang paling memilukan dari Quiters adalah, “Seandainya dulu……!”
Akibatnya, Quiters sering menjadi sinis, murung, dan mati perasaannya. Mereka menjadi pemarah, dan frustasi, menyalahkan semua orang di sekelilingnya dan membenci orang yang terus melakukan pendakian. Tipe Quiters biasanya menjadi pecandu; pecandu alkohol, narkoba, acara-acara TV yang tidak bermutu. Karena itu, Quiters sebenarnya orang yang mencari pelarian untuk menenangkan hati dan pikiran sebagai akibat dari ketidakmampuan dirinya.

Kedua, tipe Campers – Mereka yang berkemah. Campers adalah tipe orang yang pergi tidak jauh, lalu berkata, “sejauh ini sajalah saya mampu mendaki (ingin mendaki)”. Karena bosan, mereka mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat datar yang rata dan nyaman sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka memilih untuk menghabiskan sisa-sisa hidup mereka dengan duduk di situ (camping). Campers adalah pendaki yang “tidak selesai”, tetapi oleh sebagian orang dianggap sebagai “kesuksesan”. Ini adalah “kesuksesan semu”. Campers merasa cukup senang dengan pendakian yang “tidak selesai” itu dan memilih mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami APA yang masih mungkin TERJADI. Mereka beranggapan, tidak ada salahnya berhenti mendaki supaya bisa menikmati hasil jerih payah mereka, atau tepatnya, menikmati pemandangan dan kenyamanan yang sudah mereka peroleh selama pendakian yang belum selesai itu. Biasanya, sambil memasang tenda, Campers memfokuskan energinya pada kegiatan mengisi tenda dengan barang-barang yang sedapat mungkin membuatnya nyaman. Dengan demikian, Campers itu melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai jika energi dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya. Jadi, Campers menciptakan semacam “penjara yang nyaman”, yaitu sebuah tempat yang terlalu enak untuk ditinggalkan. Mereka puas dengan mencukupkan diri dan tidak mau berkembang terus.

Ketiga, tipe Climbers – pendaki. Climbers adalah sebutan bagi orang yang seumur hidupnya membaktikan diri pada pendakian (perjuangan), tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk atau baik. Dia terus mendaki yang dalam bahasa agama disebut berjuang di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan lainnya menghalangi pendakian - perjuangan hidupnya.
Climbers adalah orang yang menjalani hidupnya secara lengkap, mereka benar-benar memahami tujuan hidupnya dan bisa merasakan gairahnya. Karena tahu bahwa mencapai puncak pendakian itu tidak mudah, maka Climbers tidak pernah melupakan “kekuatan” dari perjalanan yang pernah ditempuhnya. Climbers tahu betul bahwa akan banyak imbalan (rewards) datang dalam bentuk manfaat-manfaat jangka panjang, dan langkah-langkah kecil sekarang ini akan membawanya pada kemajuan-kemajuan lebih besar di kemudian hari. Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan dan memahami kesulitan sebagai bagian dari hidup. Jadi, mengindari kesulitan sama saja dengan menghindari hidup.



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar