Kamis, 07 Januari 2010

Membangun Rasa Malu


"Diriwayatkan dari Imran bin Husaini, bahwa Nabi bersabda: “Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan”.

" Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Iman terdiri daripada lebih dari tujuh puluh bahagian dan malu adalah salah satu dari bahagian-bahagian iman".

Sekarang ini kita merasakan bahwa masyarakat kita semakin tidak memiliki rasa malu. Para wanita semakin berani memamerkan auratnya di depan umum, secara langsung atau tidak langsung, misalnya lewat media cetak atau elektronik. Masyarakat dengan seenaknya membuang sampah di jalan atau di sungai atau selokan saluran air. Para pelajar jan juga mahasiswa kian berani membolos hanya untuk nongkrong di mall atau sekedar jalan-jalan padahal pas waktunya jam pelajaran. Sebagian pemuda kita dengan berani mengkonsumsi narkoba yang telah merambah tidak hanya di kota, tetapi juga talah merembet ke desa-desa. Demikian juga, para pejabat tinggi kita dengan enaknya menilep uang negara, memeras rakyat, menyalahgunakan wewenang, sikat kanan-kiri untuk meraih kekuasaan. Itulah sebagian dari fenomena semakin pudarnya rasa malu di masyarakat kita. Apa akibatnya kini dan di masa depan, jika rasa malu benar-benar hilang dari wajah masyarakat kita? Kehancuran ! Ya kehancuran.

Berbagai persoalan bangsa yang sekarang masih menjerat kehidupan masyarakat, salah satu sebabnya adalah karena masyarakat kita tidak lagi mempunyai rasa malu. Di kalangan pejabat dan para pemimpin rama-rama merampok harta negara dan rakyat. Sekalipun harta mereka rata-rata telah melampaui dari sekedar menjadi “The Have” atau orang kaya, tetapi masih juga tega melakukan korupsi. Para artis/selebritis kita semakin barani menjual kemolekan tubuhnya dengan dalih tuntutan profesi. Para konglomerat/pengusaha dengan teganya memeras tenaga karyawannya untuk memenuhi kerakusannya. Demikian juga, lapisan masyarakat yang masih dijerat kemiskinan, tidak malu lagi meminta-minta di pinggir jalan atau mendatangi dari rumah ke rumah menyadongkan tangannya.

Itulah sebagian wajah masyarakat kita. Mengapa rasa malu menjadi sesuatu yang langka? Mengapa rasa malu menjadi sesuatu yang mahal didapat?
Padahal rasa malu adalah energi yang mampu menjadi filter dalam memilih tindakan yang positif dan bermanfaat untuk meraih kesuksesan atau kemajuan. Rasa malu sekaligus menjadi kontrol diri yang paling efektif sehingga kita bisa meninggalkan tindakan yang merugikan dan tidak bermanfaat.

Karena itu, sejak 15 abad silam Nabi Muhammad SAW memberikan pernyataan yang sangat dalam maknanya, “Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan”. Hadits yang diriwayatkan oleh Imran bin Husaini radhiyallahu ‘anhu (RA) ini sekaligus memberikan makna tersirat bahwa hilanganya rasa malu pada seseorang, maka akan mendatangkan keburukan, kerusakan dan kehinaan.

Sekarang ini, pernyataan Nabi Muhammad SAW ini mulai menjadi kenyataan dalam kehidupan keseharian masyarakat kita. Bersamaan dengan semakin banyak masyarakat yang tidak lagi memiliki rasa malu, maka berbagai persoalan masyarakat kian menjerat.
Berbagai problem masyarakat, seperti; perampokan harta negara/rakyat oleh para pejabat, vulgarisme para artis yang hanya menonjolkan segi estetika tetapi menafikan aspek etika, media cetak dan elektronik yang cenderung menonjolkan kepentingan ekonomi semata tanpa mengindahkan kepentingan moral, ibu-ibu yang semakin tega memaksa anak bayinya mengkonsumsi susu formula tanpa alasan jelas, kemiskinan ekonomi yang masih menjerat sebagian masyarakat kita, pengangguran dan premanisme yang melanda di berbagai sektor kehidupan, sungguh menjadi kenyataan hidup yang mestinya memalukan. Malu rasanya kita dipimpin oleh pejabat yang suka korupsi, malu rasanya bangsa ini memiliki hutang yang masih menggunung, malu rasanya sebagian anak-anak kita hidup di perempatan jalan sambil menyadongkan tangan, mengemis.

Hanya dengan gerakan budaya malu inilah kiranya pelan-pelan namun pasti, maka keterbelakangan, kemiskinan, ketidak adilan, kerusakan lingkungan dan sebagainya yang menghimpit kehidupan masyarakat kita segera dapat teratasi. Dan kita lahir kembali menjadi masyarakat yang egaliter, kosmopolit, dan beradab. Semoga…!



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar