Rabu, 06 Januari 2010

Sabar

Sabar adalah kemampuan seseorang untuk melakukan disposisi secara positif terhadap segala sesuatu kejadian yang dialaminya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ia selalu memandang kejadian yang menimpanya, seperti; dipikir, dilihat, didengar, atau dirasakannya bukanlah sebagai ancaman atau hukuman bagi dirinya, tetapi justru memandangnya sebagai tantangan, bahkan peluang untuk terus mengkaji diri secara mendalam dan memahami makna yang tersurat maupun tersirat dari pengalamannya itu.

Karena itu, orang yang sabar, panampilannya selalu tenang, sejuk, mengesankan dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu pekerjaan. Ia selalu berpikir secara sistematis dan mencoba memahami manfaat serta akibat dari apa yang dilakukannya. Dengan kata lain, orang yang sabar itu berarti ia telah mampu melakukan pengaturan diri (self-regulation) terhadap empat aspek dalam pribadinya secara baik, yaitu: 1) kendali diri (self control), yaitu kemampuan mengelola emosi dan desakan (impuls) hati yang merusak, 2) sifat dapat dipercaya (thrustworthiness), 3) kehati-hatian (conscientiousness) atau peka terhadap kata hati nurani, dan 4) ivovasi (innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.
Demikianlah, rahasia yang sebenarnya, mengapa Allah sangat menghargai orang yang sabar. Bahkan secara tegas Allah akan menyertai orang-orang yang sabar, misalnya dapat kita baca dalam ayat berikut:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوْا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ.
Artinya:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfaal: 46).

Ini berarti bahwa Allah akan memberikan karunianya yang luar biasa kepada orang yang sabar. Karunia itu, dapat berupa keselamatan, kebahagiaan, ketentraman, kesejahteraan, kemulyaan, kesuksesan dan sebagainya yang kesemuanya itu menunjukkan ketinggian derajat seseorang di antara sesamanya dan di hadapan Allah SWT. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah SAW:

“…Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan menganugerahkannya kesabaran. Seseorang itu tidak dikurniakan sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain daripada sabar” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Dalam konteks inilah maka fungsi puasa Ramadhan yang langsung dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari adalah melatih kesabaran. Menahan diri dari makan, minum dan segala sesuatu yang membatalkan selama kira-kira 12 jam, yaitu sejak dari waktu imsak sampai maghrib dan dilakukan selama sebulan adalah tindakan yang sangat efektif untuk melatih kesabaran. Lisan, penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan dan tindakan perlu diatur sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi secara efektif, efisien dan proporsional .
Demikianlah, kesabaran itu dapat menjadi ukuran yang paling jelas bagi tingkat kepribadian seseorang. Orang yang masih sering emosional ketika memecahkan persoalan, selalu tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan dan marah ketika keinginannya belum terpenuhi, berarti pribadinya belum matang. Sebaliknya, orang yang sabar dalam kondisi apapun; ketika menerima nikmat, mendapat ujian atau cobaan, bahkan ketika menerima musibah sekalipun, berarti orang tersebut kepribadiannya telah matang. Yaitu pribadi yang mampu tampil secara meyakinkan, penuh percaya diri, mengedepankan pertimbangan nalar dan kreatif-inovatif.
Karena itu, bukanlah sesuatu yang mengada-ada jika Allah memberikan jamainan kesuksesan hidup bagi siapapun hambanya yang dapat sabar, seperti firman-Nya:
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّار.ِ
Artinya:
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik”. (QS. Ar Ra’ad: 22).

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ.
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu" (QS. Muhammad 31).

وَعَنْ اَنَسٍ رَضِىَاللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّىاللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: اِذَابْتَلَيْتُ عَبْدِىْ بِحَبِيْبَتِهِ فَصَبَرَعَوَّضْـتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ, يُرِيْدُعَيْنَيْهِ. (رواه البخرى)
Artinya:
"Sari Anas RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla berfirman: "Apabila Aku menguji hambaKu dengan kedua kecintaannya lalu ia sabar dari keduanya itu Aku ganti dengan sorga" Dia kehendaki dua atanya" (HR. Bukhari)

Akhirnya, semoga kita dapat benar-benar membakar semua sikap, sifat dan perlilaku negatif yang ada pada diri kita dan dapat tumbuh sifat sabar yang akan membuka pintu kebaikan, kemulyaan dan keselamatan hidup dunia-akhirat. Wallahu a’lam.




Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar