Jumat, 02 April 2010

Mengenal Hernia

Hernia, kok seperti nama orang ya. Bukan, itu adalah nama sebuah penyakit yang ternyata sering dialami banyak orang - termasuk saya sendiri. Semua datang secara tiba-tiba. Pada Hari Selasa, 16 Maret 2010 saya rapat yayasan di Mangkuyudan. Selesai rapat saya harus mengisi pelatihan teman-teman PII. Tiba-tiba selesai makan siang, perut terasa sakit - tapi pelan-pelan saya tetap dapat mengisi pelatihan sampai waktu asar. Setelah sholat maghrib, tiba-tiba perut terasa sakit luar biasa dan saya kaget ketiha tangan meraba di perut bagian bawah kok ada benjolan yang juga sakit luar biasa. Akhirnya saya memutuskan ke rumah sakit dan pemeriksaan dokter, saya terkena hernia. Alternatifnya, maka pada hari Jum'at, 19 Maret 2010 saya menjalani operasi di RSUD Wirosaban Yogyakarta. Jangan khawatir, operasi Hernia menurut medis bukan termasuk operasi berat, tetapi operasi sedang atau bahkan mendekati ringan. Proses operasi yang saya jalani berlangsung 30 menit. Perkembangannya, hari Ahad, 21 Maret 2010 saya diperbolehkan pulang. Kemudian, 27 Maret 2010 saya kontrol kedfua sekaligus pelepasan benang jahitan dan 31 Maret 2010 dinyatakan sembuh oleh dokter sehingga tidak perlu obat lagi. Apa dan bagaimana soal penyakit hernia, berikut ini saya kutipkan pendapat dr. Jeffry Tenggara Chief Residen Penyakit Dalam FKUI-RSCM yang dimuat di www.dennysantoso.com.
Hernia adalah kondisi dimana organ dalam tubuh keluar melalui area yang secara normal tertutup. Ada beberapa jenis hernia tergantung letak keluarnya yaitu:
1. hernia inguinalis/scrotale: bila letak defek area ada di selangkangan
2. hernia femorales: bila letak defek ada di paha atas
3. hernia umbilikalis: bila letak defek ada di pusar
4. hernia insisional: bila letak defek ada di tempat bekas operasi

Masih ada beberapa jenis hernia lain namun jarang terjadi sehingga tidak perlu disebutkan. Dari 4 jenis hernia diatas, hernia inguinalis adalah yang sering terjadi diikuti oleh hernia femorales. Hernia inguinalis lebih banyak diderita pria dengan rasio 9:1 sedangkan hernia femorales lebih banyak pada wanita dengan rasio 3:1. Pada artikel ini akan lebih fokus dibahas mengenai hernia inguinalis.

Hernia inguinalis (HI) terjadi melalui 2 jalan yang dikenal sebagai HI direk atau indirek. Pada saat pertumbuhan janin, testis awalnya terletak di dalam rongga perut yang kemudian seiring pertumbuhan, testis ini akan turun ke kantong testis (skrotum) yaitu dibawah penis. Dalam perjalanannya, akan terbentuk terowongan yang menghubungkan rongga perut tempat testis semula dengan kantong skrotum tempat testis akhir (inguinal canal). Terowongan ini terletak persis di lipatan paha yang secara normal akan tertutup seiring pertumbuhan bayi. Pada kondisi tertentu dimana terowongan tidak tertutup, maka rongga perut dan kantong testis akan tetap terhubung yang menjadi jalan masuk organ perut (seperti usus) kedalam kantong testis menjadi HI Indirek. Bila organ perut keluar melalui inguinal canal dan terus berlanjut hingga kantong testis, maka disebut sebagai hernia scrotales yang merupakan kelanjutan dari HI indirek. HI direk terjadi bila organ perut keluar dari rongga perut melalui internal ring yang merupakan area tipis dibanding dinding perut sekitarnya. Pada HI direk, tidak berlanjut ke hernia scrotales karena tidak memiliki hubungan secara anatomis. HI indirek dapat terjadi pada usia berapapun namun terutama pada saat bayi karena gangguan penutupan sudah terjadi saat itu, sedangkan HI direk terjadi terutama karena kelemahan otot dinding yang dipengaruhi usia.

Sebenarnya angka insiden terjadinya hernia inguinalis ini sangat rendah, di amerika dilaporkan hanya terjadi sebanyak 1 diantara 544 penduduk atau sekitar 0.18%, namun mengapa masalah ini menjadi besar? Hal ini adalah karena hernia dapat menjadi kondisi kegawatan yang mengancam nyawa bila organ perut yang masuk ke kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ tersebut.

Apa saja faktor resiko dalam terjadinya HI? Apakah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya? Secara medis, dapat dibagi menjadi faktor resiko yang dapat dicegah dan tidak dapat dicegah. Faktor yang tidak dapat dicegah yaitu jenis kelamin pria, usia yang makin tua. Sedang faktor resiko yang dapat dicegah antara lain berat badan berlebih, dan penurunan berat badan secara ekstrem seperti pada penggunaan crash diet, rokok, kurang berolah raga dan sering mengejan saat buang air besar.

Jadi pertanyaan utama yang sering dilontarkan adalah apakah orang yang sering melakukan angkat beban beresiko untuk mengalami HI jawabannya YA dan TIDAK. Seperti yang sudah dijelaskan, banyak faktor yang berperan dalam terjadinya HI dan faktor-2 ini tidak berdiri sendiri melainkan secara simultan. Pada orang yang rutin berolah raga beban, kekuatan otot perut yang meningkat adalah menjadi faktor protektif, namun pada orang tertentu yang memiliki defek atau kelainan bawaan pada dinding perut atau memiliki faktor resiko seperti merokok, pengaturan diet yang salah dan ekstrem, yang pada akhirnya merusak jaringan ikat perut, maka HI dapat dicetuskan saat mengangkat beban.

Pertanyaan yang lain adalah apakah sabuk elastic yang sering dipakai saat di gym dapat mencegah? Tidak ada percobaan klinis yang mendukung atau menolak penggunaan sabuk ini, dan kalau saya analisa secara logika dari segi anatomis, saya tidak mendukung penggunaan sabuk ini. Alasan pertama, sabuk ini tidak cukup kuat dalam memberi tekanan dalam menahan tekanan dari rongga perut saat kita angkat beban. Seperti gambar kedua, inguinal canal dikelilingi ligamen atau jaringan ikat yang akan melawan tekanan sabuk, dan internal ring tempat keluarnya HI direk memiliki diameter yang kecil serta terletak di area yang lebih dalam dibanding sekitarnya. Alasan kedua, letak keluarnya HI adalah berada di lipat paha bagian tengah yang sangat rendah, sedangkan umumnya sabuk elastic dipakai tidak mencapai area ini, jadi bila ingin menggunakannya, harus dipakai dalam posisi yang sangat rendah pula.

Jadi, bagaimana bila hernia sudah terjadi? Jawabannya hanya operasi. Secara medis tidak ada obat apapun yang dapat menutup pintu hernia, operasi untuk menutup adalah satu-satunya pilihan.

Selengkapnya...



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO